Bekal Orang Tua Untuk Anak Yang Anak Boarding School
-
Ketika sudah memilih pesantren atau boarding school yang tepat serta mantap dengan keputusan tersebut, Kara Handali, M.Psi, Psikolog Pendidikan, juga menyarankan para orang tua untuk memberikan bekal ini kepada anak jelang mereka masuk ke sana.
1. Jalin relasi berkualitas dengan anak
Alokasikan waktu khusus untuk bermain atau ngobrol dengan anak tanpa interupsi yang terjadwal, misalnya setiap malam atau akhir pekan. Ajak anak mengungkapkan perasaan dan pandangannya terhadap pesantren atau noarding schoo yang dipilih, termasuk kekhawatiran, harapan, dan hal-hal lainnya.
Ketika anak masuk ke sekolah tersebut, khususnya jika usia anak masih di usia awal sekolah dasar, maka kehadiran orang tua dan ‘rumah’ yang menimbulkan rasa aman digantikan oleh orang-orang asing, sehingga hal ini beresiko menumbuhkan rasa cemas yang bisa jadi tidak disadari oleh anak.
“Namun hal ini bisa diminimalisir jika orang tua dan anak sudah memiliki secure attachment atau anak merasa aman dan percaya bahwa perpisahan dengan orang tua bukan menjadi ancaman,” ujar Kara.
2. Latih kemandirian anak
Melatih kemandirian anak dimulai dari membiasakan anak untuk menentukan pilihan. Itu bisa dimulai dari hal sederhana, seperti memilih makanan, pakaian, atau kegiatan akhir pekan. “Ajari juga anak cara menghadapi masalah, seperti mengajaknya untuk menemukan dan memilih solusi, lalu melakukan solusi yang dipilih. Dalam hal ini orang tua perlu membimbing tapi tidak menggantikan anak menyelesaikan masalah tersebut.”
3. Beri peran di rumah
Berikan anak peran untuk mengerjakan tugas rumah tangga yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua. Hal ini tidak akan membuat anak merasa seperti ‘hanya disuruh-suruh’.
4. Kunjungan ke sekolah
Lakukan kunjungan ke pesantren atau boarding school yang dituju untuk menumbuhkan rasa familiar pada anak. Melihat ‘kehidupan’ di sana sebelum benar-benar terjun ke dalamnya bisa bantu anak mempersiapkan diri. Setelahnya, ajak anak berdiskusi mengenai hal-hal yang ia pikirkan dan rasakan.
5. Lakukan trial
Cobalah untuk melakukan uji coba atau trial hidup mandiri pada anak dalam jangka waktu yang singkat, seperti tinggal di rumah saudara yang berjauhan dengan orang tua atau mengikuti kegiatan liburan dengan teman sebaya.
Ajarkan Anak Berani Bersuara Jika Terjadi Hal tak Diinginkan
Tak bisa dipungkiri kalau kasus pelecehan seksual di sekolah adalah hal yang cukup banyak terjadi. Beberapa waktu belakangan pun kasus serupa banyak terkuak dan membuat banyak anak trauma serta orang tua jadi ketakutan.
Untuk menghindari hal itu, bagi orang tua yang sudah berniat memasukkan anak ke pesantren atau boarding school, lakukan beberapa tips dari Kara di bawah ini!
1. Bangun relasi yang terbuka antara orang tua dan anak
Dengan begitu anak belajar keterbukaan melalui interaksinya dengan orang terdekat, yakni orang tua. Beri kesempatan pada anak untuk menceritakan apapun tanpa menghakimi atau bereaksi terlalu cepat.
2. Ajarkan anak mengenai batasan pribadi
Pengenalan tentang batasan pribadi meliputi fisik, yaitu alat kelamin, bokong, dada, mulut, dan bagian tubuh manapun yang dirasa tidak nyaman ketika disentuh, serta emosional, yaitu kata-kata yang menyakiti, menyinggung perasaan, pengucilan, atau ancaman.
—
Ketika batasan pribadi ada yang dilanggar, Kara menyarankan orang tua untuk mengajarkan anak menyuarakan hal itu dengan tiga cara,
- Dengan berkata “tidak” atau menolak secara sopan terhadap pelaku
- Menjauh dari orang tersebut
- Melaporkan pada orang dewasa yang dipercaya, yakni orang tua dan pihak sekolah yang dipercaya anak.
“Penting bagi orang tua untuk mengingatkan anak bahwa ia berharga sehingga apapun yang terjadi padanya perlu ia suarakan untuk kebaikan dirinya, meskipun ia mendapat ancaman dalam berbagai bentuk,” tutup Kara.