Penggunaan gadget telah merevolusi cara kita berinteraksi, belajar, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Di era digital, anak-anak tumbuh dengan kemudahan dalam mengakses gadget, seperti smartphone, tablet, dan laptop yang telah terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Gadget dapat menyediakan akses tak terbatas pada informasi, hiburan, dan komunikasi. Namun, perdebatan tentang efek sebenarnya dari penggunaan gadget terus berlanjut, terutama terkait dampaknya pada perkembangan individu dan masyarakat. Saat membahas mengenai dampak gadget terhadap individu dan masyarakat, terdapat dua sisi: efek positif dan negatif. Artikel ini akan berfokus pada dampak gadget terhadap perkembangan anak.

Gadget dapat memberi dampak positif pada perkembangan anak, seperti meningkatkan kreativitas, kemampuan berkomunikasi, dan sosial anak. Hasil studi Syifa dkk. (2018) menyimpulkan bahwa penggunaan gadget berdampak positif terhadap perkembangan psikologi anak, lebih tepatnya dalam ranah kognitif dan afektif. Dalam studi Syifa dkk. (2018), ditemukan bahwa anak Sekolah Dasar dapat dengan mudah mencari informasi tentang pembelajaran berkomunikasi dengan teman sebaya melalui gadget. Kemudahan dalam mengakses informasi dapat meningkatkan kreativitas dan pengetahuan anak. Selain itu, anak dapat mempelajari sikap dan nilai yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk penjelasan lebih lanjut, gadget dapat mendukung anak untuk belajar secara mandiri melalui akses tak terbatas ke informasi. Anak dapat mencari informasi, membaca buku digital, dan mengeksplorasi dunia dengan lebih luas. Selebihnya, gadget menawarkan peluang untuk pembelajaran interaktif. Aplikasi edukatif dapat membantu anak-anak dalam memahami konsep-konsep visual secara menarik yang dapat meningkatkan daya tangkap anak terhadap materi pelajaran.

Selain itu, gadget dapat membantu perkembangan fungsi adaptif anak. Dalam penelitian Yumarni (2022), dijelaskan bahwa perkembangan kemampuan adaptif anak bisa didukung dengan baik melalui kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan perkembangan zaman. Pada zaman digital ini, anak diharapkan mampu menguasai cara menggunakan gadget dan dapat mengikuti perkembangan teknologi.

Terakhir, gadget dapat memberikan dampak positif bagi motorik dan kognitif anak (Sundus, 2017, dalam Rahayu dkk., 2021). Rahayu dkk. (2021) menjelaskan dampak menguntungkan pada kemampuan motorik anak dapat diamati dari aspek keterampilan motorik yang melibatkan otot-otot kecil, seperti pergerakan pada bibir, jari, dan pergelangan tangan. Anak-anak‒secara tidak langsung‒melakukan pelatihan otot jari ketika berinteraksi dengan gadget, yaitu saat penggunaan layar sentuh, mengetik dan menulis digital, permainan interaktif, dan lain-lain. Mengenai pengaruh menguntungkan terhadap aspek kognitif anak, bisa diperhatikan dari kapasitas untuk berpikir atau memproses informasi, kemampuan penalaran, dan daya ingat, yang melibatkan aktivitas saraf dalam otak (Mardalena dkk., 2020, dalam Rahayu dkk., 2021). Dari hasil penelitian ini, gadget bisa menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan daya ingat dan kemampuan anak dalam memproses informasi baru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak dari segi kognitif dapat ditingkatkan melalui penggunaan gadget.

Di balik manfaat positif gadget, masih terdapat dampak negatif penggunaan gadget terhadap tumbuh kembang anak. Berdasarkan studi Rahayu dkk. (2021), gadget dapat menghambat perkembangan bicara dan bahasa anak. Hal ini terjadi karena anak menghabiskan waktu lebih banyak di depan layar gadget dibandingkan berinteraksi dengan orang lain yang dapat melancarkan pembelajaran berbicara dan berbahasa. Akibatnya, anak jarang berinteraksi dengan orang lain dan mengakibatkan kurangnya kemampuan bicara dan bahasa anak.

Kedua, penggunaan gadget secara berlebihan dapat berdampak negatif terhadap pembentukan karakter anak. Rahayu dkk. (2021) menjelaskan bahwa pengaruh buruk pada pembentukan karakter anak dapat disebabkan oleh penggunaan gadget melalui konten-konten yang kurang baik. Contohnya, terdapat berbagai video di platform Youtube yang dapat mengakibatkan anak berperilaku kurang sopan terhadap orang yang lebih dewasa dan berkata kasar.

Terakhir, kelebihan menggunakan gadget dapat mengganggu fungsi prefrontal cortex anak. Dengan anak kecanduan dengan gadget, otak pada anak dapat menyekresi hormon dopamin secara berlebihan yang dapat mengakibatkan fungsi prefrontal cortex menjadi terganggu. Hal ini dapat mempengaruhi wilayah dalam otak‒secara negatif‒yang mengendalikan emosi, regulasi diri, tanggung jawab, pengambilan keputusan, dan prinsip-prinsip moral lainnya.

Kesimpulannya adalah penggunaan gadget pada anak-anak memiliki dampak yang bervariasi yang harus dipertimbangkan dengan cermat. Gadget memberikan peluang untuk pembelajaran yang interaktif, membantu membangun fungsi adaptif, dan mengembangkan motorik dan kognitif. Namun, gadget juga dapat menimbulkan tantangan seperti menghambat perkembangan bicara dan bahasa anak. Oleh karena itu, peran orang tua dan pendidik sangatlah penting dalam mengatur penggunaan gadget pada anak-anak. Di tengah dunia yang semakin terhubung secara digital, pemahaman bahwa perangkat elektronik adalah alat yang dapat dimanfaatkan secara bijaksana menjadi kunci. Dengan melakukan pemantauan, mengatur waktu layar, dan mengawasi konten yang sesuai, dampak positif dari penggunaan gadget dapat ditingkatkan sementara tantangan dan efek negatifnya dapat diminimalisir.